Nama : I Made Surendra
Nim : 15101570
Kelas : N
1. Apa Tujuan Dari Penerapan Sistem Informasi Di Bidang Kesehatan?
Teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
akan berperan besar dalam meningkatkan layanan kesehatan warga dunia.
Akselerasi penggunaan TIK dalam dunia kesehatan semakin meningkat dan mudah dengan
adanya partisipasi Google Inc yang mulai menyediakan layanan Medical Record Service.
Proyek percontohan Google itu telah melibatkan puluhan ribu pasien di rumah
sakit Cleveland yang
dengan suka rela mentransfer rekam medis mereka. Rekam medis yang terkumpul itu
dipergunakan oleh Google untuk memberikan layanan melalui aplikasi terbarunya.
Perlu dicatat bahwa setiap data pasien dalam rekam medis, seperti resep obat,
jenis alergi, riwayat kesehatan, dan sebagainya semuanya itu dilindungi dengan
mempergunakan password, seperti juga yang diisyaratkan dalam layanan Google
lainnya.
2. Bentuk Data Apa Yang Diolah Dalam Sistem Informasi Kesehatan ?
Rekam medis merupakan salah satu topik
yang sedang hangat dibicarakan di masyarakat seakan membuka mata masyarakat
khususnya pasien rumah sakit bahwa rekam medis merupakan hak pasien untuk
mengetahui status kesehatan atau penyakitnya. Rekam medis menyimpan sejarah
lengkap kesehatan seorang pasien, diagnosa yang akurat sangat bergantung pada
informasi historis rekam medis pasien. Idealnya, setiap orang mempunyai
historis rekam medis longitudinal, yang menyimpan catatan kesehatan sejak
lahir. Rekam medis ini menyimpan informasi kesehatan, baik penyakit yang pernah
diderita maupun catatan kondisi kesehatan, sejak kelahiran seorang pasien.
Informasi medis ini akan sangat membantu seorang dokter mengetahui status atau
kondisi kesehatan seorang pasien. Di Indonesia, rekam medis longitudinal masih
menjadi tanggung jawab pasien, karena Indonesia belum memiliki regulasi tentang
standar untuk pengelolaan dan penyimpanan rekam medis. Hal ini tentu saja
menyulitkan pasien untuk memiliki historis rekam medis yang lengkap.
3. Bagaimana Proses Pengolahan Data Dalam Sistem Informasi Kesehatan ?
A. Sistem Mengolah Rekam Medik
1. Sistem Penamaan
Sistem penamaan dalam pelayanan medis yaitu tata cara penulisan nama pasien
yang bertujuan untuk membedakan satu pasien dengan pasien yang lain dan untuk
memudahkan dalam pengindeksan Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP).
Penulisan nama dalam formulir rekam medis harus memenuhi persyaratan
penulisan untuk diindeks dan memenuhi kelengkapan nama seseorang. Menurut
Bambang Shofari dalam bukunya yang berjudul Pengantar Sistem Rekam Kesehatan
(PSRK) tahun edisi 1998 cara menulis dan mengindeks nama dalam formulir rekam
medis adalah sebagai berikut:
a. Menulis
nama orang Indonesia.
1) Nama
Tunggal
Nama orang dapat
terdiri dari satu suku kata, dua kata atau lebih. Nama orang hanya terdiri dari
satu suku kata, diindeks sebagaimana nama itu disebut.
Contoh :
Nama Diindeks
akan ditulis
Suniati Sumiati
Marno Marno
2) Nama
Majemuk
Nama orang Indonesia
yang majemuk dan oleh si pemilik nama itu ditulis menjadi satu, diindeks
sebagaimana nama itu ditulis.
Contoh :
Nama Diindeks
akan ditulis
Ira
Ayu Ira
Ayu
Isnaini
Fitriana Isnaini
Fitriana
2. Sistem
Penjajaran
Dokumen rekam medis
yang disimpan didalam rak penyimpanan tidak ditumpuk melainkan disusun, berdiri
sejajar satu dengan yang lain.
Menurut Bambang
Shofari dalam bukunya Pengantar Sistem Rekam Kesehatan (PSRK) tahun edisi 1998
penjajaran dokumen rekam medis ada 3 cara yaitu :
a. Sistem
Nomor Langsung (Straight Numerical Filing)
Sistem penyimpanan
dokumen rekam medis dengan menjajarkan folder dokumen rekam medis berdasarkan
urutan nomor rekam medis dari awal.
Contoh :
Angka
ke-1 Angka
ke-2 Angka
ke-3
Seksi
01 Seksi
02 Seksi
03
01-11-98 02-08-75 03-89-55
01-11-99 02-08-76 03-89-56
3. Sistem
Penomoran
Sistem penomoran dalam pelayanan rekam medis yaitu tata cara penulisan
nomor yang diberikan kepada pasien yang datang berobat sebagai bagian dari
identitas pasien yang bersangkutan. Tujuannya yaitu :
a. Sebagai
petunjuk pemilik folder yang bersangkutan.
b. Sebagai
pedoman dalam tata cara penyimpanan dokumen rekam medis.
c. Sebagai
petunjuk dalam pencarian dokumen rekam medis yang telah tersimpan di filing.
Menurut Bambang
Shofari dalam bukunya yang berjudul Pengantar Sistem Rekam Kesehatan (PSRK) ada
tiga sistem pemberian nomor pasien (Administrasion Numbering System) adalah
sebagai berikut :
a. Pemberian
nomor cara Serial Numbering System
Yaitu sistem penomoran
dimana setiap pasien yang berkunjung ke rumah sakit atau puskesmas selalu
mendapatkan nomor baru. Keuntungan menggunakan sistem ini yaitu petugas lebih
mudah mengerjakan, namun kerugiannya yaitu membutuhkan waktu lama untuk mencari
atau mendapatkan berkas rekam medis pasien lama karena satu pasien mendapatkan
lebih dari satu nomor rekam medis sehingga informasi pelayanan klinisnya
menjadi tidak berkesinambungan dan dapat merugikan pasien.
b. Pemberian
nomor cara Unit Numbering System
Yaitu sistem penomoran
dimana sistem ini memberikan satu nomor rekam medis pada pasien berobat jalan,
pasien rawat inap, gawat darurat dan bayi baru lahir. Kelebihan sistem ini
adalah informasi klinis dapat berkesinambungan, tetapi pengambilan data pasien
akan lebih lama karena semua data dan informasi mengenai pasien dan pelayanan
pendaftaran pasien pernah berkunjung (berobat) atau sebagai pasien lama hanya
memiliki satu nomor. Kekurangan ini dapat diatasi dengan sistem pelayanan yang
terpisah antara pendaftaran pasien lama atau baru.
c. Pemberian
nomor cara Serial Unit Numbering System
Yaitu sistem penomoran
dengan menggabungkan sistem seri dan sistem unit.Setiap pasien yang berkunjung
pada sarana pelayanan kesehatan diberikan nomor baru, tetapi dokumen rekam
medis terdahulu digabungkan dan disimpan jadi satu dibawah nomor yang paling
baru. Kekurangannya yaitu petugas menjadi lebih repot setelah selesai pelayanan
informasi klinis tidak berkesinambungan.
4. Sistem
Penyimpanan
Dokumen
rekam medis berisi data individual yang bersifat rahasia, maka setiap folder
harus disimpan dan dilindungi dengan baik karena bertujuan untuk :
a. Mempermudah
dan mempercepat ditemukannya kembali dokumen yang disimpan dalam rak filing.
b. Mempermudah
mengambil dari tempat penyimpanan.
c. Melindungi
dokumen rekam medis dari bahaya pencurian, kerusakan fisik, kimiawi dan
biologis.
Syarat
dokumen rekam medis dapat disimpan yaitu apabila pengisian pada lembar formulir
rekam medis telah terisi dengan lengkap dan telah dirakit sehingga riwayat
pasien urut secara kronologis.
B. Sistem Informasi Manajemen Rumah
Sakit
a) Komponen input
Input mewakili
data yang masuk kedalam sistem informasi. Input disini termasuk
metode dan
media untuk menangkap data yang akan
dimasukkan, yang dapat berupa dokumen dokumen dasar.
b) Komponen model
Komponen ini terdiri
dari kombinasi prosedur, logika, dan model
matematik yang akan memanipulasi data input dan
data yang tersimpan di basis data dengan
cara yag sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran
yang diinginkan.
c) Komponen output
Hasil dari sistem
informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan
dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai sistem.
d) Komponen teknologi
Teknologi merupakan
“tool box” dalam sistem informasi, Teknologi digunakan untuk
menerima input, menjalankan model, menyimpan dan
mengakses data, neghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian
dari sistem secara keseluruhan.
e) Komponen hardware
Hardware berperan
penting sebagai suatu media penyimpanan vital bagi sistem
informasi.Yang berfungsi sebagai tempat
untuk menampung database
atau lebih mudah dikatakan sebagai
sumber data dan informasi untuk memperlancar dan
mempermudah kerja dari sistem informasi.
f) Komponen software
Software berfungsi
sebagai tempat untuk mengolah,menghitung dan memanipulasi
data yang diambil dari hardware untuk menciptakan suatu informasi.
g) Komponen basis data
Basis data
(database) merupakan kumpulan data yang
saling berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di
pernagkat keras komputer dan menggunakan perangkat
lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan
dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi
lebih lanjut. Data di dalam basis
data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi
yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang
baik juga berguna untuk efisiensi
kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi
menggunakan perangkat lunak paket yang disebut
DBMS (Database Management System).
h) Komponen kontrol
Banyak hal yang dapat
merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, te,peratur, air,debu,
kecurangankecurangan, kegagalankegagalan sistem itu sendiri,
ketidak efisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa
pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa halhal yang
dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahankesalahan
dapat langsung cepat diatasi
4. Informasi Apa Saja Yang Diinginkan Dalam Sistem Informasi Kesehatan ?
Rekam medis menyimpan sejarah lengkap kesehatan seorang pasien, diagnosa
yang akurat sangat bergantung pada informasi historis rekam medis pasien.
Idealnya, setiap orang mempunyai historis rekam medis longitudinal, yang
menyimpan catatan kesehatan sejak lahir. Rekam medis ini menyimpan informasi
kesehatan, baik penyakit yang pernah diderita maupun catatan kondisi kesehatan,
sejak kelahiran seorang pasien. Informasi medis ini akan sangat membantu
seorang dokter mengetahui status atau kondisi kesehatan seorang pasien. Di
Indonesia, rekam medis longitudinal masih menjadi tanggung jawab pasien, karena
Indonesia belum memiliki regulasi tentang standar untuk pengelolaan dan
penyimpanan rekam medis. Hal ini tentu saja menyulitkan pasien untuk memiliki
historis rekam medis yang lengkap.
Penerapan suatu Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) merupakan
solusi penerapan Teknologi Informasi bidang kesehatan, Sistem Informasi Rumah
Sakit (SIRS) merupakan suatu tatanan yang terkait dengan pengumpulan data,
pengelolaan data, penyajian informasi, analisis dan penyimpulan informasi serta
penyampaian informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan rumah sakit.
Keuntungan lain adalah terhadap integrasi data di setiap unit. Bila dengan
sistem manual, data pasien harus dimasukkan di setiap unit, maka dengan SIMRS
data tersebut cukup sekali dimasukkan di pendaftaran saja. Hal ini jelas
mengurangi beban kerja adminstrasi dan menjamin konsistensi data. Ilustrasi
pada awal makalah ini merupakan gambaran proses integrasi pada beberapa unit
layanan di rumah sakit.
Pengaruh SIMRS yang dirasakan oleh pasien adalah semakin cepat dan
akuratnya pelayanan. Sekarang pasien tidak perlu menunggu lama untuk
menyelesaikan administrasinya, baik rawat inap ataupun rawat jalan. Hal yang
sama juga dirasakan perusahaan pelanggan, dimana tagihan yang dikirim cukup
akurat dan detil sehingga memudahkan analisa mereka terhadap biaya rumah sakit.
Implementasi SIMRS juga berpengaruh positip terhadap setiap pelaporan.
Dengan adanya SIM, proses pelaporan hanya memakan waktu dalam hitungan menit
sehingga kita dapat lebih konsentrasi untuk menganalisa laporan tersebut.
5. Manfaat Apa Yang Dihasilakan Dari Informasi Yang Disediakan Sistem
Informasi Kesehatan ?
a) Dapat memantau
perkembangan Rumah Sakit secara akurat
b) Dapat meningkatkan
pelayanan dibidang kesehatan kepada masyarakat secara akurat.
c) Rumah Sakit tersebut
dapat terpantau secara langsung oleh lembaga-lembaga dari luar atau dalam
Negeri secara akurat,sehingga mempermudah akses bagi lembaga tersebut jika akan
memberikan informasi serta mempermudah akses jika ingin memberikan dana.
d) Dapat menyimpan data
base Rumah Sakit mulai dari Pasien, Karyawan yang terdiri dari Data Rumah
Sakit, data administrasi,data Aset Rumah Sakit dan lain-lain
e) Dapat mengangkat brand
image Rumah Sakit tersebut secara tidak langsung dengan memiliki fasilitas
modern
f) Dapat mengurangi beban
kerja sub-bagian rekam medis dalam menangani berkas rekam medis,Bagian Rekam
Medis memang sub-bagian yang paling direpotkan mulai dari
coding,indexing,filling dan lain-lain.Sebagian Rumah Sakit di Indonesia masih
mengggunakan petugas Rekam Medis ataupun kurir dalam mendistribusikan
berkas-berkas ke masing-masing pelayanan
g) Dapat mengurangi
pemakaian kertas.Pemakaian kertas masih belum bisa dihilangkan di Indonesia
karena data medis sangat rentan dengan hukum dan akan memporakporandakan
perdagangan kertas di Indonesia . Dengan sistem yang terkomputerisasi ,
pemakaian kertas yang bisa di pangkas antara lain :
1 Lembar kertas Rekam Medis yang tidak berhubungan dengan
masalah Autentikasi atau aspek hukum
2 Laporan masing-masing unit pelayanan ( karena semua laporan
telah terekap oleh sistem )
3 Rekap Laporan ( RL ) 1-6 yang dikirim ke dinas Kesehatan.
4. Menghasilkan
pelaporan keuangan rumah sakit yang dapat di pertanggungjawabkan.
Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit Juragan Sopwer Sudah Terdaftar pada HAKI ( Hak Kekayaan
Intelektual ) Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia, Nomer :C00201104668
6. Pengetahuan Apa SajaYang Didapat Dari Sistem Informasi Kesehatan ?
Budaya Kerja
Karena SIMRS ini mensyaratkan kedisiplinan dalam pemasukan data, baik
ketepatan waktu maupun kebenaran data, maka budaya kerja yang sebelumnya
menangguhkan hal-hal seperti itu menjadi berubah.
Hal ini dapat terjadi karena SIMRS terintegrasi dengan seluruh unit
layanan. Sebagai contoh, jika unit registrasi tidak memasukkan data pasien yang
akan berobat, maka unit layanan tidak mungkin dapat memasukkan layanan kepada
pasien tersebut, dan kasir pun tidak mungkin menerima pembayaran dari pasien
tersebut. Katakanlah semua unit sepakat untuk menangguhkan pemasukan datanya,
maka keesokan harinya, manajer akan melihat penurunan trend pasien atau melihat
ada pasien-pasien yang menggantung. Ada juga pengalaman menarik yang kami
temukan dalam implementasi SIMRS di suatu Rumah Sakit, karena dasar perhitungan
imbalan jasa medik untuk dokter dan perawat dihitung berdasarkan data transaksi
yang ada di SIM, maka dokter yang berkepentingan dengan data tersebut menjadi
supervisor data yang dimasukkan tanpa diminta. Implikasinya adalah, sedikit
sekali data yang salah dimasukkan.
Transparansi
SIMRS sebaiknya dirancang menganut kebijakan data terpusat, artinya
data-data yang digunakan oleh seluruh rumah sakit berada di bawah satu kendali.
Misalnya untuk data tarif tindakan, unit layanan tidak boleh dan tidak bisa
memasukkan atau mengubah tarif yang ada, data yang mereka masukkan hanya
layanan yang diberikan kepada pasien sehingga manipulasi tarif tidak
dimungkinkan. Hal lain lagi, pendapatan setiap unit layanan terlihat dari laporan
harian yang selalu dilaporkan kepada direktur. Dengan demikian setiap orang
dapat melihat jalannya proses transaksi di rumah sakit dan secara tidak
langsung juga turut mengawasi proses tersebut.
Koordinasi antar unit
(Team working)
Karena seringkali data yang digunakan oleh unit layanan tertentu adalah
milik unit layanan yang lain, misalnya kode perusahaan pelanggan adalah milik
keuangan yang digunakan secara intensif oleh medrec, maka ketika terjadi
perubahan terhadap data tersebut, unit yang bersangkutan akan
mengkoordinasikannya dengan unit yang terpengaruh. Apabila hal ini tidak
dilakukan maka dengan sendirinya akan terjadi kekacauan data referensi.
Pemahaman sistem
Apabila dulu dengan sistem manual, sedikit sekali personel yang mengetahui
atau perduli dengan proses yang terjadi di unit lain, maka dengan adanya SIMRS
hal tersebut terjadi dengan sendirinya. Ini karena seringkali untuk memahami
aliran data sampai datang kepada unitnya, melibatkan berbagai unit lain. Ketika
terjadi kesalahan setiap user berusaha mencari tempat terjadinya kesalahan
tersebut agar bukan unitnya yang disalahkan. Efeknya adalah mereka menjadi
paham bagaimana sistem di rumah sakit tersebut bekerja.
Dari uraian di atas
menunjukkan bahwa :
• Sistim Informasi
dapat meningkatkan kualitas pelayanan.
• Sistim Informasi
dapat menjaga standar praktek medis yang baik dan benar.
• Sistim Informasi
dapat menjadi alat koordinasi yang sangat efektif.
• Sistim Informasi
dapat menjadi fungsi kontrol yang konsisten.
• Sistim Informasi
dapat meningkatkan pendapatan.
sumber :
https://manguzev.wordpress.com/2011/03/26/penerapan-sistem-informasi-di-bidang-kesehatan/Sistem Informasi
di Bidang Kesehatan